Nov 17, 2012

Keindahan di ujung barat, Pulau Weh

Iboih Inn

Ketika pertama menjejakan kaki di Pulau Weh, saya tidak menyangka akan melihat sesuatu yang seindah ini, jujur saja eksotisme dan keindahan pantai dan laut Indonesia Timur memang lebih terkenal dibanding Indonesia bagian barat.

Tetapi sungguh saya sangat dikejutkan oleh keindahan pulau yang terletak di ujung barat Indonesia ini. Walau sempat hancur karena efek tsunami  2004 silam dan Coral Bleaching sebagai efek dari Global warming, pesona dan keindahan Pulau Sabang sejajar dengan pantai dan laut di Indonesia Timur, Puji Tuhan sungguh indah negeriku.
Pulau Weh dikenal sebagai salah satu destinasi diving terbaik di Indonesia, Koral dan karangnya memang sedikit tetapi karena letaknya yang terbuka ke laut lepas menjadikannya surga bagi ikan kecil dan besar. tercatat beberapa jenis ikan besar dan langka pernah ditemukan disini antara lain Big mouth shark.
Jumlah kami sekitar  20 orang dan ke sabang dalam rangka workshop dan pelatihan fotografi yang diadakan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara gratis, sekitar  17 orang fotografer berhasil dikumpulkan dari penjuru aceh dan saya hanya sebagai pengamat menemani EO dari Jakarta.
Kami menginap di Iboih Inn, sebuah penginapan tepi pantai yang terletak di Tepin Layeu, Pantai Iboih, 20 kilometer dari kota Sabang, ibukota Pulau Weh. Kami dijemput di pantai Iboih untuk selanjutnya menuju penginapan yang terletak kira kira 500 meter dari pantai, ada juga jalanan yang terbuat dari cone block, akan tetapi dikarenakan barang bawaan kami yang cukup banyak maka kami lebih memilih untuk dijemput saja menggunakan boat.
Ketika kami merapat di jetty milik Iboih Inn hari menjelang gelap, akan tetapi keindahan dan tingkat kejernihan airnya sungguh luar biasa, keadaan yang nyaris tanpa ombak dan sunyi sungguh sesuai dengan slogan orang orang sabang, SaBang = Santai Banget.
SaBang = Santai Banget
 Malamnya kami menerima pelatihan soal bisnis fotografi dan teknik fotografi oleh Ray Bachtiar Drajat, seorang fotografer senior dari Jakarta dan pendiri komunitas Kamera Lubang Jarum, beliau memberikan materi yang sangat bermanfaat terutama bagi saya yang memang sedang belajar fotografi, walaupun kamera saya cuma pas pasan yaitu Canon EOS 550D dengan lensa Canon EF-S 15-85 USM.
Esok harinya dijadwalkan kalau kami akan hunting bersama sunrise di sundeck Iboih inn lalu dilanjutkan dengan jalan ke Tugu KM 0 dan diakhiri dengan menyebrang ke pulau Rubiah yang terletak tepat didepan penginapan kami.
Pagi harinya saya terbangun dan melihat kalau ternyata hujan turun dan awan tebal menyelimuti suasana pagi , kebetulan saya mendapat jatah kamar Seaside View nomer  6 bersama 2 orang teman lain, sehingga matahari tepat berada di depan kami bila bersinar, mendengar hujan saya pun langsung tertidur kembali dan bangun agak kesiangan yaitu jam 9 pagi. hehehehehe... efek capek mungkin.
Saya pun langsung menuju jetty iboih inn untuk melihat keadaan pagi itu, bukan main indahnya laut indonesia, ikan ikan warna warni berbagai ukuran berenang dengan santainya di pinggiran pantai, mancing dan menangkap ikan memiliki aturan ketat di pulau weh, sehingga ekosistem sangat terjaga.
Ikan karang warna warni didepan jetty
Setelah mandi dan sarapan kami langsung menuju Tugu Kilometer Nol menggunakan 2 buah mobil charteran di pantai Iboih, menariknya mobil yang kami tumpangi termasuk hitungan mobil mewah di jakarta, sebuah minibus Mercedes. Pulau Weh merupakan pelabuhan bebas dimana mobil mobil disana masuk melalui Singapore dan tidak dikenakan pajak, sehingga banyak mobil mewah dan aneh berseliweran di jalannya.
Perjalanan melewati hutan dan rimba yang cukup rapat untuk menuju kesana, naik turun bukit dan melewati pantai  pantai yang indah, saya perhatikan aspal disini jauh lebih halus dibandingkan di Jakarta sehingga perjalanan kami menggunakan minibus Mercedes tersebut sangat smooth.

Sesampainya di Tugu KM 0 cuaca agak berawan, beberapa ekor kera buntut panjang dan babi hutan berkeliaran, tersedia pula beberapa warung sederhana yang menjual makanan dan minuman, sertifikat KM 0 dapat pula dipesan disini. Sekitar 1 jam kami berada di areal tugu ini dan tidak lupa juga kami foto bersama di tangga Tugu KM 0.
Foto keluarga di Tugu KM 0
Setelah puas jeprat jepret kami pun kembali ke Iboih untuk  makan siang dan berangkat menuju pulau Rubiah. (yang doyan foto pasti suka disini, dimana aja keren lho backgroundnya).
Tiba di Iboih kali ini kami memutuskan untuk jalan kaki menuju penginapan, melalui jalan setapak bukit bukit kecil tepin layeu.
Kebanyakan villa dan penginapan berbentuk rumah panggung, dan menjorok ke laut, menambah rasa dan sensasi, bagi yang tinggal dijakarta kebiasaan buka pintu ketemu macet, disini buka pintu, ketemu laut, tinggal nyebur.
Iboih Inn Seaview No 5 sebelah kiri & 6 Kanan
"Open the door and the sea is your swimming pool"
Khusus di area pantai dan resort diperbolehkan memakai pakaian renang atau bikini, akan tetapi ketika memasuki desa harus berpakaian yang sopan.
ketika saya berjalan menuju penginapan beberapa turis asing sedang asyik berjemur dan memakai bikini dengan santai.
beberapa bahkan jalan dan berenang dengan santainya.
Ketika kami tiba di penginapan, ternyata makan siang belum mulai, dan kami harus menunggu sekitar satu jam lagi, langsung saja saya kembali ke kamar dan siap siap untuk snorkeling, akhirnya basahin insang juga.
Laut di depan penginapan awalnya didominasi karang lalu pasir dengan beberapa koral cantik terlihat disana sini, ikan lumayan bervariasi dan terlihat juga beberapa Moray Eel menyembul dibalik karang. Terlihat juga beberapa rangka besi yang ditaruh oleh team dari Rubiah Tirta Divers sebagai kerangka transplantasi koral dan karang di kedalaman 4-5 meter, banyak ikan berseliweran disekitarnya.
Cukup banyak turis asing berbikini dipinggir pantai


Karena saya masih bersama rombongan fotografer sayapun mengurungkan niat untuk diving hari itu.
"setelah selesai workshop, baru diving" begitu kata benak saya.
setelah makan siang kami pun langsung menuju pulau rubiah, pulau rubiah dahulu digunakan sebagai tempat transit bagi para calon jemaah haji yang akan menuju Mekkah, beberapa bangunannya masih utuh sampai sekarang, memberikan kesan angker ketika kami lewat.
Pulau Rubiah hanya dihuni oleh sepasang suami istri yang menjaga dan mengelola penginapan satu satunya disini. Sama seperti di Pulau Weh, penginapan disini juga berbentuk rumah panggung kecuali rumah tinggal penjaganya. listrik hanya dinyalakan malam hari.
Snorkeling di pantai depan penginapan didominasi oleh bebatuan vulkanik, bagaimanapun juga Pulau Weh adalah pulau vulkanik yang masih aktif,  masih terdapat kawah terbuka di hutan hutan Weh dan didalam
Penginapan di Pulau Rubiah
lautnya.
Salah satu dive site  yaitu Under sea Volcano,  kedalaman 10 meter, merupakan sumber sulfur dan air panas, dan merupakan dive site yang cukup populer.
Ikan beraneka ragam cukup banyak, Anthias merah, Puffer fish, Parrotfish dan puluhan ikan karang lainnya menghiasi snorkeling kami sore itu.
Setelah puas snorkeling dan hunting foto, kami kembali ke dermaga untuk pulang ke penginapan untuk evaluasi dan istirahat.
Tidak lupa juga kami berfoto bersama di dermaga pulau rubiah.
Foto keluarga  di Pulau Rubiah.

sharingIndonesia.Blogspot.com
Pemandangan bawah air Pulau Weh di kedalaman 3 meter(snorkeling), ratusan Anthias merah mendominasi 
Dinner in Iboih Inn

Pantai pulau Rubiah



Forbidden days in Sabang 

Keesokan paginya kami kembali bangun pagi untuk sunrise hunting, tetapi lagi lagi awan menaungi cakrawala di ufuk timur. Dan lagi lagi pula kami kembali ke kamar untuk kembali memejamkan mata. hehehehe....
Setelah evaluasi workshop dan makan siang kami pun bersiap untuk meninggalkan Iboih Inn, ada yang pulang ke Banda Aceh, ke Takengon, Kota Sabang dan Jakarta. Saya sendiri memutuskan untuk tinggal lebih lama beberapa hari untuk menikmati beberapa divesite di sekitar pulau Weh.
Untuk diving sendiri saya memilih untuk menggunakan dive center tertua di pulau Weh, Yaitu Rubiah Tirta Divers(RTD).
Untuk dive pertama saya dan beberapa diver dari australia dan malaysia akan menyelam ke East Seulako, mengarah ke Batee Gla, dengan max depth 20 meter. mild current diatas 5 meter, di bawah 5 hampir tidak ada arus. visibility sekitar 20 meteran. Dasar dipenuhi batuan vulkanik dan hanya sedikit koral, beberapa kima berukuran besar dan sea fan terlihat di antara jutaan anthias merah yang setia menemani. Yang menjadi kejutan adalah kehadiran beberapa Black tip shark seukuran 1 meteran mengelilingi kami sambil mencari makan di antara karang. sungguh menakjubkan sensasi berenang bersama hiu. Diver malaysia bahkan melihat seekor manta berenang cepat diatasnya, saking senangnya sehingga dia berteriak teriak di 20 meter sambil menunjuk ke atas. It;s a good dive overall.
Dive selanjutnya yaitu keesokan sorenya, kali ini West Seulako mengarah ke Arus Balee, laut diatas permukaan lumayan berombak, visibility 20 meter+, max depth 30 meter, batuan vulkanik masih menghiasi dasar akan tetapi lebih banyak koral walau tidak terlalu rapat, banyak sekali lobster di antara batu2 dan tentunya anthias merah masih mendominasi. Banyak GT berseliweran seukuran 20 KG, beberapa bahkan lewat hanya beberapa centi di depan saya, bikin saya ngidam ikan bakar. sempat melihat telur nudie warna merah menyala di bawah saya, cantik sekali membentuk motif seperti mawar. Sayang saya cuma punya gopro jadinya hasil foto kurang memuaskan. Its a good dive also.

Tips ke sabang :

Perhatikan jadwal forbidden day diatas.


  • Kapal Cepat ke Balohan di P Weh ke Ulee Lheue setiap hari pukul 08.00 & 16.00 kecuali hari jumat sekali sehari pukul 15.00, memakan waktu 45 menit dan Ulee Lheue ke Balohan pukul 09.00 & 15.00 setiap hari kecuali jumat. harga 55rb(ekonomi) sampai 85rb(exe+snack)
  • Kapal slow ferry normal 2 jam dari ulhee, akan tetapi karena jetty ferry di Balohan sedang dibangun, ferry langsung menuju sabang dan menambah waktu tempuh menjadi 3 jam. diperkirakan selesai 2013 akhir. Tarif 13rb/orang
  • Penginapan bervariasi mulai harga 30 ribu keatas, beberapa bahkan bisa ditawar. Iboih inn mulai 70rb(fan) sampai 350rb(ac, air panas).
  • Makanan cukup bervariasi mulai 10ribu keatas, Indonesian, Italian sampai Arabian food semua ada, tergantung budget masing masing. Coba pasta di Dee Dee's, Iboih.
  • Yang mau minum alkohol cuma ada di Iboih, Olala cafe. Menjadi tempat nongkrong bule bule di Iboih pada malam hari.
  • Kalau anda ada di sabang hari jumat, dapat memanfaatkan pagi hingga siang untuk berkeliling pulau.
  • Transportasi hanya ada Minibus, atau ojek, harga bervariasi tergantung tujuan. Dapat juga menyewa motor, Rp 50rb/setengah hari



Just another day in paradise

Kima di Rubiah